ITSK Sugeng Hartono Menjaring Potensi Siswa-Siswi SMA/SMK/Sederajat Solo Raya Melalui Start Up Competition

Institut Teknologi Sains dan Kesehatan Sugeng Hartono menyelenggarakan kegiatan Start Up Competiton 2022 yang berlokasi di Auditorium ITSK Sugeng Hartono pada tanggal 29 Desember 2022. Dalam kegiatan ini diikuti oleh 22 tim di Solo Raya yang kemudian dilakukan seleksi hingga menyisakan 10 finalis yang akan saling beradu ide atau gagasan mereka.

Beberapa sekolah juga mengajukan lebih dari satu ide bisnis (tim) di antaranya dua ide bisnis dari SMK Negeri 2 Sukoharjo, tiga ide bisnis dari SMA Unggulan Ct Arsa Foundation Sukoharjo, selain itu SMAN 4 Surakarta juga menyumbangkan dua bisnisnya.

Start Up Competition ini bertujuan untuk menjaring generasi-generasi muda se Solo Raya yang mempunyai gagasan atau ide untuk mengembangkan sebuah sistem yang ditampung dalam sebuah wadah untuk mensupport mereka agar mampu berkompetisi nanti di kancah nasional maupun internasional.

Rektor ITSK Sugeng Hartono, Suparto mengatakan gelaran tersebut ditujukan kepada siswa-siswi SMA atau sederajat mengingat di usia tersebut krativitas anak sedang mencapai puncaknya.

Beliau mengatakan, diusia tersebut mereka dianggap berani mengambil resiko sehingga daya kreatifitas muncul tak tertatas sehingga harus ditampung, didukung dan disalurkan. Sementara pada usia mahasiswa dia mengatakan kreativitas anak sudah sedikit menurun. Sementara usia SMA sederajat memiliki energi kreatif yang harus diarahkan dan dapat bermanfaat.

Dalam kompetisi yang diadakan oleh ITSK Sugeng Hartono berkolaborasi dengan Hartono Trade Center (HTC) dan Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Sukoharjo tiga pemenang telah terpilih.

Sementara masing-masing tim lolos dengan satu ide bisnis (tim) berasal dari SMA Negeri 1 Gemolong, SMK N 2 Sragen, dan SMK Negeri 2 Sukoharjo.

“Juara 1 To Craft dari SMA N 1 Gemolong dengan skor akhir 251,30 mendapatkan hadiah sebesar Rp2 juta juga sertifikat. Juara 2 Lumbo Mie dari SMK N 2 Sukoharjo dengan skor akhir 245,50 mendapatkan hadiah sebesar Rp1,5 juta dan sertifikat. Juara 3 Sololoka.id dari SMA Unggulan CT Arsa Foundation Sukoharjo dengan skor akhir 239,25 serta memperoleh hadiah sebesar Rp1 juta dan sertifikat,” urainya.

Masing-masing pemenang mendapatkan voucher beasiswa SPI sebesar Rp5 juta untuk berkuliah di ITSK Sugeng Hartono dan voucher menginap di hotel Swiss-Bell Solo. Menurutnya kompetisi tersebut juga sejalan dengan visi  ITSK Sugeng Hartono. Mengingat secara genetis ITSK Sugeng Hartono lahir dari industri sehingga nuansa industri seperti kemunculan ide kreatif diharapkan tumbuh kuat.

Dia juga menyoroti saat ini dunia pendidikan cenderung tertinggal dengan praktisi. Mengingat teknologi terkadang dianggap momok dalam dunia pendidikan seperti tidak diperbolehkannya menggunakan HP dalam pembelajaran. Selain dekat dengan industri konsep pembelajaran ITSK Sugeng Hartono diharapkan tidak terobsesi pada pola pembelajaran masa lalu. Mengingat mahasiswa saat ini dipersiapkan untuk kehidupan 20-30 tahun mendatang.

ITSK Sugeng Hartono bahkan meminta mahasiswanya mengaplikasikan langsung ilmu pembelajaran. Dia mengatakan pola pembelajaran diarahkan pada pembelajaran masa kini. Selain itu  ITSK Sugeng Hartono diharapkan dapat menembus dunia global.

“Tahun lalu kami telah mengajak mahasiswa untuk summer course [kelas musim panas] walaupun hanya melalui virtual. Setidaknya mereka telah bertemu dengan mahasiswa lain dari berbagai negara dan berinteraksi sebagai masyarakat global,” terangnya.

General Manager HTC, Blasius Herwisnu mengatakan pihaknya memiliki visi yang sama terkait pengoptimalan kreativitas yang dimulai dari anak SMA.

Hal itu diharapkan dapat menumbuhkan kebanggan nasional. Mengingat selama ini Indonesia selalu dianggap negara yang masih berkembang.

“Kini dengan sekitar 2.600 start up Indonesia saat ini berada di posisi 5 besar dunia. Kami ingin mereka [siswa SMA sederajat] memunculkan start up baru. Sehingga dunia pendidikan dan industri sudah terhubung dan siswa memiliki motivasi sebagai entrepreneur. Kami memberikan pasar yang sifatnya surviving di HTC,” kata dia.

Dengan munculnya start up baru dari Indonesia ke manca negara diharapkan bisa menyerap tenaga dan teknologi baru. Dia juga menguraikan saat ini start up asal Indonesia telah bersaing ketat di dunia, tentunya hal itu menjadi kekuatan yang besar.

Hal itu juga bisa memacu ide negara lain atau bahkan tak menutup kemungkinan start up milik Indonesia dibeli negara lain. Selain itu adanya G20 juga juga telah memicu masuknya investasi.

Saat ini menurutnya ITSK Sugeng Hartono dan HTC sedang dalam masa tantangan pengoptimalan teknologi. “Sekarang ini harus bisa menguasai strategi online, bukan lagi memperdebatkan [baik buruknya] online dan offline,” kata Blasius.

Dalam kegiatan itu juga didukung oleh RS Indriati Solo Baru, The Alana Hotel & Convention Center-Solo, Duniatex, dan Fave hotel Manahan Solo.

Selain itu juga didukung oleh Grand Mercure Solo Baru, Swiss-bel Hotel Solo, MNC Bank, Sarung Azkha, Rope Printing, CV. Karya Rejo, Omah Degan D’Jingga, dan Moris Snack & Bakery Kartasura-Sukoharjo.

Dalam kegiatan Start Up Competition ini juga diliput oleh Solo Pos Klik disini untuk melihat artikel serta TATV sebagai sebagai partner dokumentasi dan publikasi klik untuk melihat video

Berikut foto dokumentasi kegiatan Start Up Competition :