
Sukoharjo – Saat ini masyarakat tengah menghadapi situasi pendemi covid -19 yang memberikan dampak di segala sektor. Salah satunya adalah sektor pendidikan di Indonesia. Secara normatif, proses belajar terjadi di kelas antara mahasiswa dan dosen melakukan aktivitas akademik sesuai paradigma pembelajaran yang berlangsung. Tetapi dikarenakan adanya Corona Virus Disease proses pembelajaran tidak dapat dilakukan secara offline melainkan digantikan secara daring.
Situasi ini mengharuskan dan menuntut para dosen dan mahasiswa untuk belajar melalui proses perkuliahan dengan memanfaatkan jaringan internet dari platform yang sudah disediakan. Situasi atau kondisi dari proses belajar ini mengharuskan mahasiswa untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru, namun ketika terjadi ketidakmampuan untuk bisa beradaptasi dan adanya kendala yang dirasakan dalam proses belajar secara daring misalnya selama daring adanya kendala dalam akses jaringan internet, beban tugas yang banyak selama pembelajaran daring, kurikulum dan metode belajar yang cukup sulit untuk diterapkan dipembelajaran daring.
Awalnya mungkin mahasiswa memiliki produktivitas dalam proses pembelajaran daring yang tinggi, namun lama-kelamaan menjadi tremor tersendiri karena kondisi pembelajaran tersebut menyebabkan individu menjadi jenuh akan proses belajar yang dijalankan atau istilahnya adalah academic burnout.
Beberapa studi terbaru sudah menunjukan bahwa academic burnout menjadi sebuah hal yang perlu di perhatikan dengan serius dalam proses pembelajaran daring. Academic Burnout adalah keadaan individu mengalami kelelahan fisik, mental dan emosional yang terjadi saat proses belajar, karena stress yang dialami dalam jangka waktu yang cukup lama selama proses belajar secara daring dimana situasi belajar ini menuntut keterlibatan emosional yang cukup tinggi.
Efek yang timbul akibat burnout adalah menurunnya motivasi terhadap belajar, timbulnya sikap negative dalam memandang segala proses belajar, frustasi akademik, timbul perasaan ditolak oleh lingkungan, merasa gagal dalam belajar, dan self esteem rendah. Pada situasi seperti ini individu membutuhkan dukungan sosial keluarga berupa dukungan psikologis dengan memberikan perhatian penuh, penghargaan dan apresiasi orangtua terhadap proses belajar yang dilakukan, kemudian orangtua juga memberikan dukungan instrumental dengan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan apa saja untuk menunjang proses belajar daring.
Bagi mahasiswa perlu juga memiliki time manajemen yang baik, kapan harus belajar, kapan harus istirahat dan meluangkan waktu untuk melakukan hobby atau aktivitas yang menyenangkan dengan begitu individu memiliki kendali diri yang positif atas apa yang dilakukan dan bisa mengatasi kejenuhan dalam proses belajar. Selain itu perlu juga para dosen bisa mempertimbangkan beban akademik yang diberikan kepada mahasiswa, misalnya pemberian tugas harus disesuaikan juga dengan kondisi saat ini, karena kapasitis Fisik dan Psikis setiap individu tentu berbeda dalam menghadapi proses belajar secara daring dimasa pandemi.